TABBARUK
Oleh:Mohammad Bahauddin,M.Hum (GUS BAHA)
Oleh:Mohammad Bahauddin,M.Hum (GUS BAHA)
TABBARUK / Mencari Keberkahan ini sering kita jadikan tujuan hidup di samping mencari ridho Allah. Keberkahan membuat hidup kita menjadi bahagia.
Di pesantren, kita diajarkan yang penting mencari berkah, bukan sekedar kepintarannya. Kalau sekedar pintar saja tetapi tidak berkah maka ilmu tersebut bisa menjadi malapetaka.
Di pesantren, kita diajarkan yang penting mencari berkah, bukan sekedar kepintarannya. Kalau sekedar pintar saja tetapi tidak berkah maka ilmu tersebut bisa menjadi malapetaka.
Orang tua kita juga memberi pesan agar dalam hidup, yang kita cari adalah berkah. Dan berkah ini tidak selalu berkorelasi dengan banyaknya harta yang kita miliki.
Istilah Mencari Keberkahan / Tabbaruk mengandung makna yang bermacam-macam, yaitu disesuaikan dengan penggunaan lafadz tersebut dalam rangkaian sebuah kalimat. Berkah antara lain mengandung makna ziyadah dan nama (pertambahan). Kedua arti lafadz tersebut mencakup sesuatu yang dapat diraba (arab: hissi) dan yang tidak dapat diraba (arab: ma’nawi), artinya berwujud nyata maupun tidak nyata secara bersamaan.
Berkah pada hakikatnya adalah sebuah rahasia Allah dan pancaran dari-Nya yang bisa diperoleh oleh siapa pun yang dikehendaki-Nya.
Seseorang bisa dikatakan mendapatkan keberkahan ketika ia mampu memperlihatkan tanda-tanda berupa peningkatan kualitas amal kebaikan, karena Keberkahan itu sendiri adalah buah dari konsistensi dalam menjalankan amal sholeh.
Seseorang bisa dikatakan mendapatkan keberkahan ketika ia mampu memperlihatkan tanda-tanda berupa peningkatan kualitas amal kebaikan, karena Keberkahan itu sendiri adalah buah dari konsistensi dalam menjalankan amal sholeh.
A. Dalil-dalil tentang keberkahan.
1. Al-Qur’an Surat Shad ayat: 29
كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آَيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ
Artinya: “Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran”
2. Al-Qur’an Surat al-Mu’minun ayat: 29
وَقُلْ رَبِّ أَنْزِلْنِي مُنْزَلًا مُبَارَكًا وَأَنْتَ خَيْرُ الْمُنْزِلِينَ
Artinya: “Dan berdoalah: Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkati, dan Engkau adalah sebaik-baik Yang memberi tempat"
3. Al-Qur’an Surat ar-Rohman ayat: 78
تَبَارَكَ اسْمُ رَبِّكَ ذِي الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ
Artinya: “Maha Agung nama Tuhanmu Yang Mempunyai Kebesaran dan Karunia”
4. Al-Qur’an Surat Hud ayat: 73
قَالُوا أَتَعْجَبِينَ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ رَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الْبَيْتِ إِنَّهُ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
Artinya: Para malaikat itu berkata: "Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, hai ahlulbait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah"
5. Al-Qur’an Surat al-A’raf ayat: 54
إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ أَلَا لَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
Artinya: Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ´Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.
Penjelasan di atas adalah dalil dan penjelasan tentang adanya Keberkahan. Sedangkan proses untuk mencapai keberkahan itu dikenal dengan istilah “Tabbaruk” yaitu proses mencari keberkahan, baik dengan perantara personal maupun tabaruk dengan amal.
B. Contoh-contoh pengambilan keberkahan (Proses mencari Keberkahan).
1. Rasulullah meminta keberkahan dengan al-Qur’an.
عن عائشة رضي الله عنها: أن النبي صلى الله عليه وسلم كان ننفث على نفسه في المرض الذي مات فيه بالمعوذات، فلما ثقل كنت أنفث عليه بهن وأمسح بيده لبركتها.
Artnya : Dari Aisyah RA. Sesungguhnya Rasulullah SAW meniup dirinya sendiri sewaktu sedang menderita sakit yang menyebabkan Beliau meninggal, dengan surat Mu’awwidzatain (Al-Naas dan Al-Falaq). Ketika sakit rasulullah semakin berat, maka akulah yang meniupnya dengan bacaan ayat tersebut. (HR. Bukhori –Muslim)
2. Para sahabat meminta keberkahan di depan makam Rasulullah.
Al-Hakim dalam kitab “al-Mustadrok”-nya meriwayatkan dari Syeikh Dawud Bin Abi Sholeh tentang, Abu Ayyub al-Anshori yang meminta barokah di depan makam Rasulullah. Dan menurut alHakim riwayat ini adalah shohih, begitu juga menurut adz-Dzahabi.
Syeikh Taqiyudin ibn Taymiah juga meriwatkan dari imam Ahmad bin Hambal, bahwa Ahmad bin Hambal sering ngalap barokah di sekitar mimbar Rasulullah. Hal yang demikian ini, menurut Ibnu Taymiah juga pernah dilakukan oleh sahabat Abdullah bin Umar, Said bin Musayyab, dan Yahya bin Said.
Syeikh Ibrahim al-Khurof berkata, bahwa disunahkan mencium rumah makam Rasulullah SAW.
Syeikh Yusuf bin Mar’a al-Hambali berkata, bahwa tdak mengapa seseorang memegang makam dengan tangannya untuk mencari barokah.
Syeikh Samhudi dalam kitabnya “Wafa’ul Wafa’” menceritakan bahwa, Sahabat Bilal pernah ziarah ke makam nabi kemudian menangis dan menciumi makam tersebut.
3. Tabbaruk dengan rambut nabi
عن محمد بن سيرين قال: قلت لعبيدة: عندنا من شعر النبي أصبناه من قبل أنس أو من قبل أهل أنس، فقال: (لأن تكون عندي شعرة منه أحب إلي من الدنيا وما فيها).
Dari Muhammad bin Sirin berkata: Aku berkata kepada Ubaidah, “Di tempatku ada rambut Nabi yang kudapatkan sebelum sahabat Anas, bahkan sebelum keluarga Anas (mendapatkannya). Kemudian Abu Ubaidah berkata, ”Sungguh jika aku memiliki sehelai rambut Nabi, tentu akan lebih kucintai daripada dunia dan seisinya.”
4. Tabbaruk dengan pakaian Rasulullah
عن أسماء بنت أبي بكر: قالت: هذه جبة رسول الله كانت عند عائشة حتى قبضت، فلما قبضت قبضتها، وكان النبي صلى الله عليه وسلم يلبسها فنحن نغسلها للمرضى يستشفي بها.
Artnya : Dari Asma’ bint Abu Bakar RA. Berkata: ini adalah jubah Rasulullah SAW yang dimiliki oleh Aisyah RA, hingga kemudian Aisyah wafat. Ketka Aisyah wafat, maka aku menyimpannya. Dahulu Nabi Muhammad SAW memakainya, dan kami mencucinya untuk menyembuhkan orang-orang yang sakit.
5. Khulafa’urrosyidin melakukan tabbaruk dengan cincin Nabi.
عن ابن عمر رضي الله عنهما قال: اتخذ رسول الله خاتكا من ورق وكان في يده، ثم كان بعد في يد أبي بكر، ثم كان بعد في يد عمر، ثم كان بعد في يد عثمان حتى وقع بعد في بئر أريس نقشه محمد رسول الله.
Artinya :Dari Ibnu Umar RA. Berkata: Rasulullah SAW memakai cincin dari perak, kemudian sepeninggalnya, dipakai oleh Abu Bakar, lalu Umar, lalu Utsman hingga akhirnya terjatuh ke dalam sumur Urais. Pada cincin tersebut tertulis kalimat “Muhammad Rasulullah.”
6. Tabbaruk dengan peninggalan orang-orang sholeh.
Imam as-Subki datang berkunjung ke tempat Imam Nawawi. Namun rupanya Imam Nawawi sudah meninggal. Kemudian as-Subki datang ke tempat yang biasa digunakan oleh Imam Nawawi untuk mengajar. As-Subki menanyakan tempat duduk imam nawawi kemudian ditunjukkanlah kepadanya, hingga as-Subki menciumi tempat yang biasa digunakan oleh Imam nawawi tersebut.
7. Tabbaruk dengan tempat-tempat suci.
Syeikh Ibnu Hajar menjelaskan dalam kitabnya “Fatawa Kubro”, bahwa sunah muakkad hukumnya memuliakan tempat-tempat yang telah diketahui Rasulullah pernah berada di tempat tersebut. Begitu juga memuliakan tempat-tempat peninggalan ulama’ sholihin (orang-orang Sholeh).
Sahabat, mohon gunakan kalimat yg bijak dalam berkomentar